makalah
LANDASAN HISTORIS
Di
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok
NAMA : NIM
Ade Irawan : 1006101050041
Romi Irwanda : 1006101050037
Amirul : 1006101050039
MURDIANI : 1006101050047
RAHMAT NURIMAN : 1006101050046
Jayanti : 1006101050042
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat menyelesaikan penulisan makalah sederhana ini yang merupakan tugas.
Shalawat dan salam serta berkah Allah semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang telah berjuang sepenuh hati dn jiwa hanya untuk menyempurnakan risalah Al-Qur’an bagi segenap ummat manusia di muka bumi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dosen (...................................). selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan berkenan memberikan arahan untuk kesempurnaan makalah sederhana ini. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya penulis harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya. Semoga kiprah dan pengabdian kita semua bermakna di sisi-Nya, Amin.
Banda Aceh. 24-11- 2011
penulis
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam permulaan abad XX (1900) Pemerintah Belanda atas dorongan Kepala Departemen Pengajaran Dr. Abendenon dan oleh pengaruh politik ethisch yang dipelopori oleh orang-orang seperti: Mr. Van Deventer, Mr. Abendenon dan lain-lain mulai menaruh perhatian yang lebih luas tentang pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak kita.
Pengajaran bagi rakyat umum diperluas. Sekolah kelas II dengan perlahan diperbanyak dan pada tahun 1903 diadakan peraturan mengenai pendirian “Sekolah Desa” yang lamanya tiga tahun (kelas I, II, dan III) yang diselenggarakan oleh pemerintah dan Desa bersama-sama. Pada tahun 1907 sekolah kelas I diberi pelajaran Bahasa Belanda mulai kelas III-VI dan lamanya dijadikan 6 tahun.
Susunan pendidikan dan pengajaran ini berlaku sampai tahun 1914, dan pada tahun ini terjadi perubahan besar yaitu mendekatkan lapisan atas bangsa kita kepada kebudayaan Barat(Belanda) dengan tujuan yang sama yaitu mendidik anak-anak kita menjadi pegawai, bukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bangsa secara bebas dan merdeka.
Susunan sekolah pada tahun 1914 adalah: (1) Pada tahun 1914 sekolah kelas I dijadikan “Holandasch Inlandache School, yang lamanya 7 tahun dan bahasa pengantar dalam semua pelajaran adalah bahasa Belanda. (2) Sekolah kelas II yang dulu 4 tahun dijadikan 5 tahun yang pelajarannya dipertinggi, bahasa pengantarnya bahasa daerah. (3) Pada tahun 1914 juga didirikan sekolah MULO yang merupakan lanjutan dari HIS dan Sekolah Rendah Belanda. (4) Kemudian diciptakan sekolah baru dengan nama ”Algemeene Middelbare School (AMS)” hasil pemikiran Pemerintahan Belanda.
Susunan pendidikan dan pengajaran yang diuraikan di atas mengandung maksud untuk memecah belah masyarakat pemuda kita. Pemuda-pemuda lapisan atas dididik dan diberi pengajaran secara barat, didekatkan dengan jiwa barat, mulai 5 tahun sampai kurang lebih 25 tahun.
Lapisan atas ini tidak mengenal lagi kejiwaan bangsanya dan kebudayaan bangsanya. Salah satu ialah bahwa mereka tidak mengenal bahasa sendiri dan di lingkungan keluarga mereka menggunakan Bahasa Belanda.
Sebaliknya pemuda-pemuda kita murid kelas II dan Sekolah Desa pengetahuannya masih sederhana sekali dan hanya memiliki kecakapan membaca, bahasa daerah dan bahasa melayu dan berhitung yang bersifat elementair.
Pendidikan secara barat di atas seakan-akan mematikan jiwa bangsa kita. Jiwa mereka pada waktu itu diliputi oleh rasa pengabdian kepada yang berkuasa (pemerintah penjajah). Rakyat umum tidak memperlihatkan inisiatif yang berharga untuk mempertinggi derajat bangsa baik sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Bangsa kita pada waktu itu seakan-akan berjiwa buruh, yang hanya memikirkan pencarian makanan. Keluhuran budi pekerti belum nampak.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis dapat rumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Bagaimana reaksi pemuda tanah air terhadap pendidikan zaman kolonial?
2. Bagaimana kondisi pendidikan pada zaman Jepang?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan zaman kemerdekaan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini antara lain yaitu:
1. Untuk mengetahui reaksi pemuda tanah air terhadap pendidikan zaman kolonial.
2. Untuk mengetahui kondisi pendidikan zaman Jepang.
3. Untuk mengtahui perkembangan pendidikan zaman kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Reaksi Terhadap Pendidikan Zaman Kolonial
Kemiskinan bangsa kita dalam arti lahir batin, yang di rasakan oleh beberapa orang terpelajar, menggerakkan batinnya untuk berusaha mempertinggi derajad bangsa. Dr.Wahidin Surdirohoesvdo berkeliling di pulau jawa, dan menemui orang yang terkemuka untuk membicarakan kemungkinan-kemungkinan mengadakan ‘ Studiefonds’ . peekumpulan ini di dirikan pada tanggal 20-5-1908 dalam lingkungan stovia, dan diberi nama budi utomo (BU) dan disambut baik oleh para siswa dari sekolah tersebut. Pada tanggal 5-10-1908 di adakan kongres yang pertama oleh BU untuk menetapkan dasar dan tujuan dari pergerakan/perkumpulan itu, kongres ini mendapat perhatian yang luar biasa besarnya dari khalayak ramai dan dapat mengambil keputusan :
1. Dasar perkumpulan ialah : kebudayaan
2. Tujuan perkumpulam ialah : kemajuan bangsa dalam segala lapangan hidup, dan terutama dalam lapangan kebudayaan.
3. Pimpinan ini di serahkan kepada orang-orang dari bangsa kita, yang bukan pelajar lg.
Gerakan kebangsaan yang lahir ini, di sambut dengan gembiran oleh masyarakat dan dimana-mana di adakan cabang BU, dalam gerak nya BU selalu memperjuangkan perluasan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat, dan oleh BU didirikan sekolah-sekolah sendiri yang bertujuan menghidupkan rasa kebangsaan, dan kencintaan kepada kebudayaan. Seperti timbul nya sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Sekolah-sekolah Netral disebabkan oleh sikap pemerintah yang menganak emaskan sekolah-sekolah, yang berdasarkan agama kristen perlu di terangkan disini bahwa sekolah-sekolah yang didirikan oleh pergerakan kebangsaan dan pergerakan agama mempunyai cita-cita dan dasar-dasar lain-lain dari pada sekolah pemerintah jajahan, akan tetapi sistem pengajarannya (klaasikaal onderwijs), di dantik metodiknya dan bentuk nya sekolah seperti yang di bawah oleh pemerintah belanda mulai tahun 1848.
Baru tahun 1922 dengan lahir nya perguruan Nasional Taman Siswa, yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara, timbullah reaksi yang lebih prinsipil dan lebih jelas dirumuskan nya tehadap pendidikan dan pengajaran , yang di selengarakan oleh pemerintah penjajahan Ki Hajar Dewantara yang beberapa tahun di negeri Belanda dan pernah pula menempuh ujian guru belanda, adalah seorang pemimpin pergerakan kebangsaan yang tekemuka. Akhir nya pada tahun1922 belia dapat menciptakan konsepsi tentang pendidika dan pengajaran bagi anak-anak kita bangsa indonesia yang sedang bergerak dan berjuang untuk mencapai kemerdekaan dan keluhuran
2. Pendidikan Sebelum Tahun 1900
Pemerintah belanda memerintah indonesia melalui kaum asristokit bumiputera, pemerintah belanda tidak pernah berpikir untuk memberikan pendidikan kepada selurh rakya indonesia atas dasar kemanusiaan melainkan kesempatan belajar hanya di berika kepada kelas elit saja demi kepentingan belanda.
Pada tahun 1848 pembagian kelompok penduduk menurut hukum adalah :
v Golongan Eropa : yang dipersamakan dengan eropa
v Bumiputera : yang dipersamakan dengan Bumiputera.
Pada golongan Bumiputera pembagian penduduk menurut keturunan atau status sosial ialah :
v Golongan Bangsawan (aristokiat) dan pemimpin adat
v Pemimpin Agama (Ulama)
v Rakyat Biasa
Sistem pendidikan dan persekolahan di dasarkan pada pengolongan diatas, baik pendidikan rendah maupun pendidikan menengah umum dan menengah keguruan.
3. Pendidikan Sesudah tahun 1900
Perkembangan elan pembaharuan bidang politik, ekonomi, dan idial menjadi pendorong pemerintah belanda untuk memberikan lebih banyak lagi kesempatan bagi anak indonesia menerima pendidikan oleh bangsa belanda timbullah suatu aliran yang tekenal sebangai politik etis (etische politic). Yang di keluarkan oleh Van Deventer dengan semboyan ‘Hutang Kehoratan’, keuntungan yang di peroleh orang belanda dari orang indonesia yang menyebabkan belanda menjadi bangsa yang besar.
Tokoh pendidik seperti Moh.syatei Ki Hajae Dewantoro dan Kiyai Achmad Dahlan sangat terinspirasi dengan pemberian pendidikan pada seluruh rakyat, sehingga bangsa indonesia dapat di selamatkan dari kehilangan kepribadian nasionalnya dan dapat di kembalikan kemerdekaannya.
4. Zaman Penjajahan Jepang
Tujuan pendidikan terutama ialah untuk memenangkan perang dengan semboyan Asia untuk bangsa Asia, oleh karena itu tujuan pendidikan ialah menyediakan tenaga-tenaga buruh kasar secara Cuma-Cuma (romusha) dan perajurit-perajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan jepang, pemerintah jepang menganut fasisme anti demokrasi Negara memandang manusia sebagai obyek bukan sebagai subjek.
Menjelang akhir penjajahan jepang terdapat tanda-tanda bahwa tujuan pendidikaan ialah untuk menjepangkan anak-anak indonesia sistem persekolahan disederhanakan yaitu dengan menghapuskan sistem pengolongan baik menurut golongan bangsa maupun menurut struktur sosial, sehingga kesempatan belajar terbuka luas bagi semua golongan penduduk di indonesia .
5. INS, Taman Siswan, dan Muhammadiyah.
Taman siswa dan muhammadiyah didirikan pada saat bangsa indonesia berjuang merintis kemerdekaan daalam jaman penjajahan belanda , tiga tokoh pendidik dan pejuang kemerdekaan (Moh.Syafie , R.M.Suwardi Suryaningrat/ Ki Hajar Dewantaro dan Kiyai Achmad Dachlan), tujuan adalah untuk mendidik anak-anak indonesia serta merupakan lambang tempat tumbuhnya semangat kebangsaan dan kemerdekaan . Ki Hajar Dewantara menyatakan “ kemerdekaan itu bukan hanya tidak teperintah saja, akan tetapi juga harus dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri dalam hal ini juga mengatur tertip nya hubunga dengan kemerdekaan orang lain.
o Penddidikan INS
Pendidikan INS didirikan pada tanggal 31- okt-1926, kepanjangan INS ialah Indonesia Nederlansche Schod, kepanjangan INS berubah menurut jamannya, waktu penjajahan jepang “ Indonesia Nippon Sekolah” (INS), tetapi huruf-huruf itu tidak penah berubah karna di dalam nya tersimpoli falsafah, methoda, dan pelajaran diruang pendidikan tersebut, waktu merdeka kepanjangan INS berubah pula yaitu “ Indonesia Nasional Schod”. Pada tahun 1972 dalam suatu pendidikan jakarta , Prof.Dr.Delian Nur mengusulkan agar kepanjangan INS menjadi “Institut Nasional Syafi’i”, sebutan nama ini kemudian di resmikan.
Pada tanggal 31 Mei 1922 Moh. Syafei berangkat kebelanda untuk belajar selama tiga tahun tentang musik,menggambar, pekerjaan tangan, sendiwara juga mendalamkan pengetahuan tetang pendidikan dan keguruan dengan biaya sendiri. 1925 ia kembali keidonesia untuk mempersiapakan suatu sekolah Nasional di tengah-tengah bangsa indonesia yang di jajah belanda.
o Perkembangan INS.
a. Zaman penjajahan belanda
Pada tanggal 31-okt-1926 dimulailah ruang pendidikan INS dengan 75 orang siswa yang berhasil dari berbagai tempat . tidak memiliki apa-apa selain kemauan keras dan tekat yang tidak kunjung padam. Tahun 1927 siswa dan guru membuat gedung sekolah dari bambu dan Rumbia ditengah kebun kopi ,, bahasa pengantar yang digunakan ialah bahasa indonesia , bahasa asing terumata bahasa inggris sedikit bahasa belanda yang di ajarkan pada kelas atas.
b. Zaman penjajah Jepang
Pada tahun 1941 ketika pecah perang dunia ke-II, INS diduduki dengan paksa oleh tentara belanda, sedangkan sekolah berhenti . pada tahun 1942 jepang menang dan INS boleh berjalan terus, tetapi pelajaran merosot sebab alat-alat sulit di dapat, INS dijadikan oleh para pemimpin indonesia tempat bermusyawarah guna menghadapi keadaan yang berbahaya pada saat itu dan tempat latihan kemiliteran.
c. Zaman Kemerdekaan
Pada tahun 1952 Moh.syafei mendirikan percetakan dan penerbitan “ Sridharma” jga menerbitkan dan memimpin majalah bulanan . sebagai tanda penghormatan kepdda ibunnya yang buta huruf, syafei menulis sebuah buku “kunci 13” untuk memberantas buta huruf.
d. Tujuan Pendidikan INS
1. Menndidik rakyat ke arah kemerdekaan
2. Beriman kepada tuhan yang Maha Esa
3. Manusia harmonis dalam perkembagannya, rohani dan jasmani.
4. Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Menambahkan kepercayaan kepda diri sendiri, berkemauan keras dan bertanggung jawab.
6. Harus dapat membiayai diri sendiri dengan semboyan”Cari sendiri dann kerjakan sendiri”.
o Beberapa Asas tahun 1922 adalah seperti berikut
a. Seseorang itu merdeka untuk mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat kedamaian dan keterbitan dalam kehidupan bersama.
b. Asas kemerdekaan dalam cipta,rasa,dan karya, pendidik terus membimbing anak agar jadi manusia yang bisa mencari sendiri pengetahuan dengan mengunakan pikiran nya, perasaannya dan kemauannya.
c. Asas kebudayaan indonesia sendiri, agar anak didik tidak cepat terpengaruh oleh kebudayaan yang datang dari luar.
d. Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
e. Asas kekuatan sendiri
f. Asas hidup di atas kaki sendiri
g. Asas berhamba kepada anak.
o Dasar-dasa Taman Siswa 1947
Ada lima dasar (Panca Darma) yaitu : kemanusiaan, kodrat hidup, kebangsaan, kebudayaan, dan kemerdekaan. Dasar-dasar tersebut memberikan corak kepada pendidikan taman siswa yaitu pendidikan nasional.
o Tentang kebudayaan dia mengemukakan teori TRI-KON yaitu :
a. Kontinu ; kebudayaan harus berkesinambungan.
b. Konsentris : dalam menilai dan menerima kebudayaan asing, kita harus berpusat kepada kebudayaan indonesia.
c. Konvergensi ; kebudayaan indonesia terpadu dengan kebudayaan lain.
o Semboyan dan periambang
Untuk melengkapi pendidikan dan pengajaran dipakailah bahan pendidikan yang berupa semboyan yang diberikan sebagai pengetahuan dab peraturan.
Lembaga pendidikan yang didirikan ki hajar dewantoro tersebar di seluruh pelosok tanah air. Untuk menghargai jasa beliau maka hari lahirnya tahun 1961 dijadikan sebagai hari pendidikan pendidikan nasional dan diberikan juga penghargaan atas tanda jasanya.
o Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah suatu organisasi berdasarkan agama islam,sosial dan kebangsaan. Perkumpulan ini didirikan oleh Kyai Achmad Dahlan pada 1912 di yogjakarta, sekembali beliau dari mekah. Bagian perkumpulan wanita ini bernama Aisyiah. Tujuannya adalah menyebarluaskan agama islam dan didirikan sekolah-sekolah diseluruh tanah air.
o Asas Pendidikan
Azas pendidikannya ialah islam dan berpedoman pada Qur-an dan Hadist.
o Tujuan Pendidikan
Agar terwujudnya manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.
o Dasar Pendidikan
Dasar Pendidikan adalah Tajdid,kemasyarakat,aktivitas,kreativitas,dan optimisme.
o Fungsi lembaga pendidikan
a.alat dakwah ke dalam dan ke luar anggota-anggota muhammadiyah.
b. tempat pembibitan kader.
c. gerak amal anggota.
d. pensyukuran nikmat tuhan.
e. sumbangan terhadap masyarakat dan negara.
6. Pendidikan Pada Zaman Indonesia Merdeka
Sejak indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, bangsa indonesia berjalan atar UUD 1945 dan falsafah pancasila, dalam masa penjajahan tidak seluruh rakyat mendapat kesempatan belajar, akan tetapi pada zaman indonesia merdeka sekarang ini, keinginan dan tuntutan setiap rakyat indonesia terhadap pendidikan ialah pemerataan atau demokratisasi yang berarti setiap warga negara berhak dan mendapat kesempatan memperoleh pendidikan
Tindakan petama yang di lakukan oleh pemerintah kita ialah menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat seebaagai mna tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi : tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Ayat 2 berbunyi : pemerintah mengusahakan sesuatu sistem pengajaran nasional yang di atur dengan UU
7. Landasan Ideal Pendidikan
Berturut-turut telah di alami oleh bangsa indonesia dalam dunia pendidikan seperti berikut :
a. Dari tahun 1945 -1950 landassan ideal pedidikan ialah UUD 1945 dan falsafah pancasila
b. Pada pemulaan tahun 1945 dengan terbentuknya negara reepublik serikat di negara bagian indonesia timur di anut suatu sistem pendidikan yang di warisi dari jaman pemerintah belanda
c. Pada tanggal 17 agus 1950 dengan terbanntuknya kembali negara persatuan republik indonesia landasa ideal pendidikan ialah UUD sementara republi indonesia
d. Pada tahun 1959 presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945 dan menetapkan manepesto politik RI menjadi haluan negara . di bidang pendidikan di tetapkan sapta usaha tama dan panca wardhana
e. Pada tahun 1965 sesudah peristiwa G-30S/PKI kita kembali lg melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan zaman kolonia sangat erat hubungannya dengan kemajuan masyarakat pribumi. Ketika belanda memberlakukan politik etis (Balas Jasa). Mereka memberikan pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah untuk pribumi walaupun masih memakai cara ferodal.
Reaksi masyarakat terhadap pendidikan zaman kolonia adalah dirasakannya perlu menggerakkan batinnya untuk berusaha mempertinggi derajat bangsa. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pemuda-pemuda belajar, melanjutkan pendidikan dan pengajaran yang lebih tinggi dan kelak dapat bergerak untuk kemajuan bangsa.
Dengan hadirnya Stovia(budi utomo) , muhammadiyah dan lain-lain. Maka terbuka pintu bagi rakyat indonesia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Seperti halnya budi utomo, muhammadiyah adalah lembaga pendidikan yang mengarah kepada keagamaan.
Pada masa pendidikan jepang sekolah-sekolah didirikan juga. Tujuannya adalah dalam rangka memenangkan perang asia raya. Menjelang akhir pendidikan jepang muncul tanda-tanda bahwa tujuan pendidikan adalah menjepangkan anak-anak indonesia.
Sejak indonesia memploklamasikan kemerdekaannya, bangsa indonesia belajar atas dasar UUD dan falsafah pacasila. Zaman peenjajahan tidak semua rakyat dapat bersekolah, akan tetapi pada zaman kemerdekaan indonesia keinginan dan tuntutan setiap rakyat indonesia terhadap pendidikan adalah pemerataan dan demokrasi. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Saran
Landasan histori adalah materi yang menceritakan tentang pendidikan pada masa kolonia sampai zaman kemerdekaan.
Saran kami kepada masyarakat indonesia agar mengerti/memahami bagai mana jalannya pendidikan indonnesia sampai sekarang ini, supaya tidak menjadi benang kusut.