Sabtu, 10 Maret 2012

semoga bermafaat... Reaksi Terhadap Pendidikan Zaman Kolonial


makalah
LANDASAN HISTORIS
Di
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok
NAMA                               :           NIM
Ade Irawan                         :               1006101050041
Romi Irwanda                   :               1006101050037
Amirul                                 :               1006101050039
MURDIANI                        :               1006101050047
RAHMAT NURIMAN       :               1006101050046
Jayanti                                 :               1006101050042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU  PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA




KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

                         Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat menyelesaikan penulisan makalah sederhana ini yang merupakan tugas.
                         Shalawat dan salam serta berkah Allah semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang telah berjuang sepenuh hati dn jiwa hanya untuk menyempurnakan risalah Al-Qur’an bagi segenap ummat manusia di muka bumi ini.
                         Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dosen (...................................). selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan berkenan memberikan arahan untuk kesempurnaan makalah sederhana ini. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
                         Akhirnya penulis harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Kepada Allah SWT  penulis serahkan segalanya. Semoga kiprah dan pengabdian kita semua bermakna di sisi-Nya, Amin.

Banda Aceh. 24-11- 2011
                                                                                                                                penulis



Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Dalam permulaan abad XX (1900) Pemerintah Belanda atas dorongan Kepala Departemen Pengajaran Dr. Abendenon dan oleh pengaruh politik ethisch yang dipelopori oleh orang-orang seperti: Mr. Van Deventer, Mr. Abendenon  dan lain-lain mulai menaruh perhatian yang lebih luas tentang pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak kita.
Pengajaran bagi rakyat umum diperluas. Sekolah kelas II dengan perlahan diperbanyak dan pada tahun 1903 diadakan peraturan mengenai pendirian “Sekolah Desa” yang lamanya tiga tahun (kelas I, II, dan III) yang diselenggarakan oleh pemerintah dan Desa bersama-sama. Pada tahun 1907 sekolah kelas I diberi pelajaran Bahasa Belanda mulai kelas III-VI dan lamanya dijadikan 6 tahun.
Susunan pendidikan dan pengajaran ini berlaku sampai tahun 1914, dan pada tahun ini terjadi perubahan besar yaitu mendekatkan lapisan atas bangsa kita kepada kebudayaan Barat(Belanda) dengan tujuan yang sama yaitu mendidik anak-anak kita menjadi pegawai, bukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bangsa secara bebas dan merdeka.
Susunan sekolah pada tahun 1914 adalah: (1) Pada tahun 1914 sekolah kelas I dijadikan “Holandasch Inlandache School, yang lamanya 7 tahun dan bahasa pengantar dalam semua pelajaran adalah bahasa Belanda. (2) Sekolah kelas II yang dulu 4 tahun dijadikan 5 tahun yang pelajarannya dipertinggi, bahasa pengantarnya bahasa daerah. (3) Pada tahun 1914 juga didirikan sekolah MULO yang merupakan lanjutan dari HIS dan Sekolah Rendah Belanda. (4) Kemudian diciptakan sekolah baru dengan nama ”Algemeene Middelbare School (AMS)” hasil pemikiran Pemerintahan Belanda.
Susunan pendidikan dan pengajaran yang diuraikan di atas mengandung maksud untuk memecah belah masyarakat pemuda kita. Pemuda-pemuda lapisan atas dididik dan diberi pengajaran secara barat, didekatkan dengan jiwa barat, mulai 5 tahun sampai kurang lebih 25 tahun.
Lapisan atas ini tidak mengenal lagi kejiwaan bangsanya dan kebudayaan bangsanya. Salah satu ialah bahwa mereka tidak mengenal bahasa sendiri dan di lingkungan keluarga mereka menggunakan Bahasa Belanda.
Sebaliknya pemuda-pemuda kita murid kelas II dan Sekolah Desa pengetahuannya masih sederhana sekali dan hanya memiliki kecakapan membaca, bahasa daerah dan bahasa melayu dan berhitung yang bersifat elementair.
Pendidikan secara barat di atas seakan-akan mematikan jiwa bangsa kita. Jiwa mereka pada waktu itu diliputi oleh rasa pengabdian kepada yang berkuasa (pemerintah penjajah). Rakyat umum tidak memperlihatkan inisiatif yang berharga untuk mempertinggi derajat bangsa baik sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Bangsa kita pada waktu itu seakan-akan berjiwa buruh, yang hanya memikirkan pencarian makanan. Keluhuran budi pekerti belum nampak.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis dapat rumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.      Bagaimana reaksi pemuda tanah air terhadap pendidikan zaman kolonial?
2.      Bagaimana kondisi pendidikan pada zaman Jepang?
3.      Bagaimana perkembangan pendidikan zaman kemerdekaan?
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini antara lain yaitu:
1.      Untuk mengetahui reaksi pemuda tanah air terhadap pendidikan zaman kolonial.
2.      Untuk mengetahui kondisi pendidikan zaman Jepang.
3.      Untuk mengtahui perkembangan pendidikan zaman kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.                  Reaksi Terhadap Pendidikan Zaman Kolonial
            Kemiskinan bangsa kita dalam arti lahir batin, yang di rasakan oleh beberapa orang terpelajar, menggerakkan batinnya untuk berusaha mempertinggi derajad bangsa. Dr.Wahidin  Surdirohoesvdo berkeliling di pulau jawa, dan menemui orang yang terkemuka untuk membicarakan kemungkinan-kemungkinan mengadakan ‘ Studiefonds’ . peekumpulan ini di dirikan pada tanggal 20-5-1908 dalam lingkungan stovia, dan diberi nama budi utomo (BU) dan disambut baik oleh para siswa dari sekolah tersebut. Pada tanggal 5-10-1908 di adakan kongres yang pertama oleh BU  untuk menetapkan dasar dan tujuan dari pergerakan/perkumpulan itu, kongres ini mendapat perhatian yang luar biasa besarnya dari khalayak ramai dan dapat mengambil keputusan :
1.      Dasar perkumpulan ialah : kebudayaan
2.      Tujuan perkumpulam ialah :  kemajuan bangsa dalam segala lapangan hidup, dan terutama dalam lapangan kebudayaan.
3.      Pimpinan ini di serahkan kepada orang-orang dari bangsa kita, yang bukan pelajar lg.

            Gerakan kebangsaan yang lahir ini, di sambut dengan gembiran oleh masyarakat dan dimana-mana di adakan cabang BU, dalam gerak nya BU selalu memperjuangkan perluasan pendidikan dan pengajaran bagi rakyat, dan oleh BU didirikan sekolah-sekolah sendiri yang bertujuan menghidupkan  rasa kebangsaan, dan kencintaan kepada kebudayaan. Seperti timbul nya sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Sekolah-sekolah  Netral disebabkan oleh sikap pemerintah yang menganak emaskan sekolah-sekolah, yang berdasarkan agama kristen perlu di terangkan disini bahwa sekolah-sekolah yang didirikan oleh pergerakan kebangsaan dan pergerakan agama mempunyai cita-cita dan dasar-dasar lain-lain dari pada sekolah pemerintah jajahan, akan tetapi sistem pengajarannya (klaasikaal onderwijs), di dantik metodiknya dan bentuk nya  sekolah seperti  yang di bawah oleh pemerintah belanda mulai  tahun 1848.
            Baru tahun 1922 dengan lahir nya perguruan Nasional Taman Siswa, yang dipimpin oleh  Ki Hajar Dewantara, timbullah reaksi yang lebih prinsipil dan lebih jelas dirumuskan nya tehadap pendidikan dan pengajaran , yang di selengarakan oleh pemerintah penjajahan Ki Hajar Dewantara yang beberapa tahun di negeri  Belanda dan pernah pula menempuh ujian guru belanda, adalah seorang pemimpin pergerakan kebangsaan yang  tekemuka. Akhir nya pada tahun1922 belia dapat menciptakan konsepsi tentang pendidika dan pengajaran  bagi anak-anak kita bangsa indonesia yang sedang bergerak dan berjuang untuk mencapai kemerdekaan dan keluhuran
2.        Pendidikan Sebelum Tahun 1900
            Pemerintah belanda memerintah indonesia melalui kaum asristokit bumiputera, pemerintah belanda tidak pernah berpikir untuk memberikan pendidikan kepada selurh rakya  indonesia  atas  dasar kemanusiaan  melainkan kesempatan belajar  hanya di berika kepada kelas elit saja demi  kepentingan belanda.
            Pada tahun 1848 pembagian kelompok penduduk  menurut hukum adalah :
v   Golongan Eropa   : yang dipersamakan dengan eropa
v   Bumiputera           :  yang dipersamakan dengan Bumiputera.
Pada golongan Bumiputera  pembagian penduduk menurut keturunan atau status sosial  ialah :
v   Golongan Bangsawan (aristokiat)  dan pemimpin adat
v   Pemimpin Agama (Ulama)
v   Rakyat Biasa
            Sistem pendidikan  dan persekolahan  di dasarkan pada pengolongan  diatas,  baik pendidikan rendah maupun pendidikan menengah umum dan menengah keguruan.
3.        Pendidikan Sesudah tahun 1900
            Perkembangan elan pembaharuan bidang politik, ekonomi, dan idial menjadi pendorong pemerintah belanda untuk memberikan lebih banyak  lagi kesempatan  bagi anak indonesia menerima  pendidikan oleh bangsa belanda  timbullah suatu aliran yang tekenal  sebangai politik  etis (etische politic).  Yang di keluarkan oleh Van  Deventer  dengan semboyan ‘Hutang Kehoratan’, keuntungan yang di peroleh orang belanda dari orang indonesia  yang menyebabkan belanda menjadi bangsa yang besar.
            Tokoh pendidik seperti  Moh.syatei Ki Hajae Dewantoro dan Kiyai Achmad Dahlan sangat terinspirasi  dengan pemberian pendidikan pada seluruh  rakyat, sehingga bangsa indonesia dapat  di selamatkan dari kehilangan kepribadian  nasionalnya dan dapat di kembalikan kemerdekaannya.
4.        Zaman Penjajahan Jepang
            Tujuan pendidikan terutama ialah untuk memenangkan perang dengan  semboyan Asia untuk bangsa Asia, oleh karena itu tujuan pendidikan ialah menyediakan tenaga-tenaga buruh kasar secara Cuma-Cuma (romusha) dan perajurit-perajurit untuk membantu  peperangan bagi kepentingan jepang, pemerintah jepang menganut fasisme  anti demokrasi Negara memandang manusia  sebagai obyek bukan sebagai subjek.
            Menjelang akhir penjajahan jepang terdapat tanda-tanda  bahwa tujuan pendidikaan ialah untuk menjepangkan  anak-anak indonesia sistem persekolahan  disederhanakan  yaitu dengan menghapuskan  sistem pengolongan  baik menurut golongan bangsa  maupun menurut struktur sosial, sehingga kesempatan belajar terbuka luas  bagi semua golongan  penduduk di indonesia .
5.        INS, Taman Siswan, dan Muhammadiyah.
            Taman siswa dan muhammadiyah didirikan  pada saat bangsa indonesia berjuang merintis kemerdekaan daalam jaman penjajahan belanda , tiga tokoh pendidik dan pejuang kemerdekaan (Moh.Syafie , R.M.Suwardi Suryaningrat/ Ki Hajar  Dewantaro dan Kiyai Achmad Dachlan), tujuan adalah untuk mendidik anak-anak indonesia serta merupakan lambang tempat tumbuhnya semangat kebangsaan dan kemerdekaan . Ki Hajar Dewantara menyatakan  “ kemerdekaan  itu bukan hanya tidak teperintah saja, akan tetapi juga harus dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri dalam hal ini juga mengatur tertip nya  hubunga dengan kemerdekaan orang lain.
o   Penddidikan INS
            Pendidikan INS  didirikan  pada tanggal 31- okt-1926, kepanjangan INS ialah Indonesia Nederlansche Schod, kepanjangan INS berubah menurut jamannya, waktu penjajahan jepang  “ Indonesia Nippon Sekolah” (INS), tetapi huruf-huruf itu tidak penah berubah  karna di dalam nya tersimpoli falsafah, methoda, dan pelajaran diruang pendidikan  tersebut, waktu merdeka kepanjangan INS  berubah pula yaitu “ Indonesia Nasional  Schod”. Pada tahun 1972 dalam suatu pendidikan  jakarta , Prof.Dr.Delian  Nur mengusulkan agar  kepanjangan INS menjadi “Institut Nasional  Syafi’i”,   sebutan nama ini kemudian di resmikan.
Pada tanggal 31 Mei 1922 Moh. Syafei berangkat kebelanda  untuk belajar  selama tiga tahun tentang musik,menggambar, pekerjaan tangan, sendiwara juga mendalamkan  pengetahuan  tetang pendidikan  dan keguruan  dengan biaya sendiri. 1925 ia kembali keidonesia  untuk mempersiapakan suatu sekolah Nasional di tengah-tengah bangsa indonesia yang di jajah belanda.
o   Perkembangan INS.
a.         Zaman penjajahan belanda
     Pada tanggal 31-okt-1926  dimulailah  ruang pendidikan  INS dengan 75 orang siswa yang berhasil dari berbagai tempat . tidak memiliki apa-apa selain kemauan keras  dan tekat yang tidak kunjung  padam. Tahun 1927  siswa  dan guru membuat  gedung sekolah dari bambu  dan Rumbia ditengah kebun kopi ,, bahasa pengantar yang digunakan ialah bahasa indonesia , bahasa asing terumata bahasa inggris  sedikit bahasa belanda yang di ajarkan  pada kelas atas.
b.         Zaman penjajah Jepang
Pada tahun 1941  ketika pecah perang dunia ke-II, INS diduduki dengan paksa oleh tentara belanda, sedangkan sekolah berhenti . pada tahun 1942 jepang menang dan INS boleh berjalan terus, tetapi pelajaran merosot sebab alat-alat sulit di dapat, INS  dijadikan oleh para pemimpin indonesia tempat bermusyawarah  guna menghadapi  keadaan yang berbahaya pada saat itu dan  tempat latihan kemiliteran.   
c.         Zaman Kemerdekaan
     Pada tahun 1952 Moh.syafei mendirikan percetakan  dan penerbitan  “ Sridharma” jga menerbitkan dan memimpin  majalah bulanan .  sebagai tanda penghormatan kepdda ibunnya yang buta huruf, syafei menulis sebuah buku  “kunci 13” untuk memberantas buta huruf.
d.        Tujuan Pendidikan INS
1.      Menndidik rakyat ke arah kemerdekaan
2.      Beriman kepada tuhan yang Maha Esa
3.      Manusia harmonis dalam  perkembagannya, rohani dan jasmani.
4.      Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5.      Menambahkan kepercayaan kepda diri sendiri,  berkemauan keras dan bertanggung jawab.
6.      Harus dapat membiayai diri sendiri dengan semboyan”Cari sendiri dann kerjakan sendiri”.
o   Beberapa Asas tahun 1922 adalah seperti berikut
a.       Seseorang itu merdeka untuk mengatur dirinya sendiri  dengan wajib mengingat kedamaian  dan keterbitan dalam  kehidupan  bersama.
b.      Asas kemerdekaan  dalam cipta,rasa,dan karya,  pendidik terus membimbing anak agar jadi manusia  yang bisa mencari sendiri pengetahuan dengan mengunakan pikiran nya, perasaannya dan kemauannya.
c.       Asas kebudayaan indonesia sendiri, agar anak didik tidak cepat terpengaruh  oleh kebudayaan yang datang dari luar.
d.      Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
e.       Asas kekuatan sendiri
f.       Asas hidup di atas kaki sendiri
g.      Asas berhamba kepada  anak.
o   Dasar-dasa Taman Siswa 1947
            Ada lima dasar (Panca Darma) yaitu : kemanusiaan, kodrat hidup, kebangsaan, kebudayaan, dan kemerdekaan. Dasar-dasar tersebut memberikan corak kepada pendidikan taman siswa yaitu pendidikan nasional.
o   Tentang kebudayaan dia mengemukakan teori TRI-KON yaitu :
a.       Kontinu ; kebudayaan harus berkesinambungan.
b.      Konsentris : dalam menilai dan menerima kebudayaan asing, kita harus berpusat kepada kebudayaan indonesia.
c.       Konvergensi ; kebudayaan indonesia terpadu dengan kebudayaan lain.
o   Semboyan dan periambang
            Untuk melengkapi pendidikan dan pengajaran dipakailah bahan pendidikan yang berupa semboyan yang diberikan sebagai pengetahuan dab peraturan.
            Lembaga pendidikan yang didirikan ki hajar dewantoro tersebar di seluruh pelosok tanah air. Untuk menghargai jasa beliau maka hari lahirnya tahun 1961 dijadikan sebagai hari pendidikan pendidikan nasional dan diberikan juga penghargaan atas tanda jasanya.
o   Pendidikan Muhammadiyah
            Muhammadiyah adalah suatu organisasi berdasarkan agama islam,sosial dan kebangsaan. Perkumpulan ini didirikan oleh Kyai Achmad Dahlan pada 1912 di yogjakarta, sekembali beliau dari mekah. Bagian perkumpulan wanita ini bernama Aisyiah. Tujuannya adalah menyebarluaskan agama islam dan didirikan sekolah-sekolah diseluruh tanah air.
o   Asas Pendidikan
Azas pendidikannya ialah islam dan berpedoman pada Qur-an dan Hadist.
o   Tujuan Pendidikan
Agar terwujudnya manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.
o   Dasar Pendidikan
Dasar Pendidikan adalah Tajdid,kemasyarakat,aktivitas,kreativitas,dan optimisme.
o   Fungsi lembaga pendidikan
a.alat dakwah ke dalam dan ke luar anggota-anggota muhammadiyah.
b. tempat pembibitan kader.
c. gerak amal anggota.
d. pensyukuran nikmat tuhan.
e. sumbangan terhadap masyarakat dan negara.
6.    Pendidikan Pada Zaman  Indonesia Merdeka
            Sejak indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, bangsa indonesia berjalan atar UUD 1945 dan falsafah  pancasila, dalam  masa penjajahan tidak seluruh rakyat mendapat kesempatan belajar, akan tetapi pada zaman  indonesia merdeka sekarang ini, keinginan dan tuntutan setiap rakyat indonesia terhadap pendidikan ialah pemerataan atau demokratisasi yang berarti setiap warga negara berhak dan mendapat kesempatan memperoleh pendidikan
            Tindakan petama yang di lakukan oleh pemerintah kita ialah menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat seebaagai mna tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi : tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Ayat 2 berbunyi : pemerintah mengusahakan sesuatu sistem pengajaran nasional yang di atur dengan UU
7.        Landasan Ideal Pendidikan
Berturut-turut telah di alami oleh bangsa indonesia  dalam dunia pendidikan seperti berikut :
a.       Dari tahun 1945 -1950 landassan ideal pedidikan  ialah UUD 1945 dan falsafah pancasila
b.             Pada pemulaan tahun 1945  dengan terbentuknya  negara reepublik serikat di negara bagian indonesia timur di anut suatu sistem pendidikan  yang di warisi dari jaman pemerintah belanda
c.              Pada tanggal 17 agus 1950 dengan terbanntuknya kembali negara persatuan republik indonesia landasa ideal pendidikan ialah UUD sementara republi indonesia
d.               Pada tahun 1959 presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945 dan menetapkan manepesto politik RI menjadi haluan negara . di bidang pendidikan di tetapkan sapta usaha tama dan panca wardhana
e.              Pada tahun 1965 sesudah peristiwa  G-30S/PKI kita kembali lg melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen













                                                            BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pendidikan  zaman  kolonia sangat erat hubungannya dengan kemajuan masyarakat pribumi. Ketika belanda memberlakukan politik etis (Balas Jasa). Mereka memberikan pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah untuk pribumi walaupun masih memakai cara ferodal.
            Reaksi masyarakat terhadap pendidikan zaman kolonia adalah dirasakannya perlu menggerakkan batinnya untuk berusaha mempertinggi derajat bangsa. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pemuda-pemuda belajar, melanjutkan pendidikan dan pengajaran yang lebih tinggi dan kelak dapat bergerak untuk kemajuan bangsa.
            Dengan hadirnya Stovia(budi utomo) , muhammadiyah dan lain-lain. Maka terbuka pintu bagi rakyat indonesia untuk meningkatkan taraf  hidupnya. Seperti halnya budi utomo, muhammadiyah adalah lembaga pendidikan yang mengarah kepada keagamaan.
            Pada masa pendidikan jepang sekolah-sekolah didirikan juga. Tujuannya adalah dalam rangka memenangkan perang asia raya. Menjelang akhir pendidikan jepang muncul tanda-tanda bahwa tujuan pendidikan adalah menjepangkan anak-anak indonesia.
            Sejak indonesia memploklamasikan kemerdekaannya, bangsa indonesia belajar atas dasar UUD dan falsafah pacasila. Zaman peenjajahan tidak semua rakyat dapat bersekolah, akan tetapi pada zaman kemerdekaan indonesia keinginan dan tuntutan setiap rakyat indonesia terhadap pendidikan adalah pemerataan dan demokrasi. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Saran
            Landasan histori adalah materi yang menceritakan tentang pendidikan pada masa kolonia sampai zaman kemerdekaan.
Saran kami kepada masyarakat indonesia  agar mengerti/memahami bagai mana jalannya pendidikan indonnesia sampai sekarang ini, supaya tidak menjadi benang kusut.